7. Berwudhu sebelum mandi
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا ، أنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ : (( كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الْجَنَابَةِ ، بَدَأَ
فَغَسَلَ يَدَيْهِ ، ثُمَّ تَوَضَّأَ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ
يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي الْمَاءِ ، فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُوْلَ الشَّعْرِ ،
ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاَثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ، ثُمَّ يُفِيْضُ
الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ )) [ رَوَاهُ الْبُخَارِي :248 ].
Diriwayatkan
dari ‘Aisyah ra. bahwasanya Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam-: “Jika mandi dari janabah,
memulai dengan mencuci kedua tangannya, lalu berwudhu seperti wudhunya ketika
akan shalat, kemudian memasukkan jari-jari tangannya ke dalam air dan
menyela-nyela pangkal rambutnya, lalu mengguyur kepalanya dengan air
menggunakan kedua tangannya sebanyak tiga kali, lalu meratakan air keseluruh
kulit tubuhnya.” (HR. Bukhari).