34. Shalat jenazah
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قاَلَ: قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: ((مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ
حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا فَلَهُ قِيْرَاطُ ، وَمَنْ شَهِدَهَا حَتَّى تُدْفَنَ فَلَهُ
قِيْرَاطَانِ )) قِيْلَ: وَمَا الْقِيْرَاطَانِ؟ قَالَ: ((
مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيْمَيْنِ )) [ رَوَاهُ مُسْلِمٌ: 2189
]
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah - radhiyallahu ‘anhu - ia berkata: Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: “Barangsiapa yang
menyaksikan jenazah sampai ia dishalatkan, maka baginya satu qirat, dan
siapa yang menyaksikannya sampai ia dikebumikan, maka baginya dua qirat.”
Dikatakan: Apakah dua qirat itu? Beliau bersabda: “Seperti dua gunung
yang besar.” (HR. Muslim).