28. Shalat Istikharah


عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِاللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: (( كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا اِلاِسْتِخَارَةَ فِيْ اْلأُمُوْرِ كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّوْرَةَ مِنَ الْقُرْآنِ )) [ رَوَاهُ الْبُخَارِي: 1162 ].

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah - radhiyallahu ‘anhu - ia berkata: “Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam- mengajarkan shalat istikharah  kepada kami untuk semua urusan, sebagaimana beliau mengajarkan kami satu surah dari al Qur’an.” (HR. Bukhari).
** Tata cara pelaksanaannya seperti yang tertera pada hadits di atas: Yaitu seseorang shalat sebanyak dua rakaat, kemudian membaca:

(( اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ ، اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ (وَيُسَمِّيْ حَاجَتَهُ) خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ ، وَمَعَاشِيْ ، وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ ، فَاقْدُرْهُ لِيْ ، وَيَسِّرْهُ لِيْ ، ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ ، وِإنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ ، وَ مَعَاشِيْ ، وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ ، فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ ، وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ )) .

“Allaahumma innii astakhiiruka bi’ilmika, wa astaqdiruka biqudratika, wa as-aluka min fadhlikal ‘azhim, fa innaka taqdiru walaa aqdiru, wa ta’lamu walaa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub, Allahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amra (menyebutkan urusannya) khairun lii fii diinii wa ma’aasyii wa’aaqibati amrii fadurhu lii wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi, wa in kunta ta’lamu anna haadzal amra syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii fashrifhu ‘annii washrifnii ‘anhu waqdurliyal khaira haitsu kaana, tsumma ardhinii bihi.”

(Ya Allah, aku mohon petunjuk-Mu dengan ilmu-Mu dan ketentuan-Mu dengan kekuasaan-Mu, dan aku mohon sebagian karunia-Mu yang besar, maka sesungguhnya Engkau Maha Kuasa sedangkan aku tidak mampu, dan Maha Mengetahui sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini (menyebutkan urusannya) adalah kebaikan bagiku pada agamaku, kehidupanku, dan akhir urusanku, maka takdirkanlah ia bagiku dan mudahkanlah, kemudian berkahilah aku padanya, namun jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku pada agamaku, kehidupanku, dan akhir urusanku, maka palingkanlah ia dariku dan palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah kebaikan untukku dalam segala urusan (yang Engkau takdirkan), lalu jadikanlah aku ridha terhadapnya).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel