14. Pergi ke masjid dengan berjalan kaki
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (( أَلاَ
أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُوْ اللهَ بِهِ الْخَطَايَا ، وَيَرْفَعُ بِهِ
الدَّرَجَاتِ )) قَالُوْا: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: (( إِسْبَاغُ الْوُضُوْءِ
عَلَى الْمَكَارِهِ ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ ، وَانْتِظَارُ
الصَلاَة ِبَعْدَ الصَّلاَةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ )) [رَوَاهُ مُسْلِمٌ: 587 ].
Diriwayatkan dari Abu Hurairah - radhiyallahu ‘anhu - bahwasanya Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: “Maukah kalian aku tunjukkan kepada
sesuatu yang dapat menghapuskan dosa dan mengangkat derajat !? Mereka berkata:
“Iya wahai Rasulullah” Beliau bersabda: “Menyempurnakan wudhu pada saat-saat
yang dibenci, memperbanyak langkah ke masjid, dan menunggu shalat setelah
shalat, yang demikian itulah ribath (mengikat diri dengan sesuatu yang
disukai oleh Allah).” (HR. Muslim).