22. Shalat Dhuha
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ،
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: (( يُصْبِحُ عَلَى
كُلِّ سُلاَمَى (أَيْ: مِفْصَل) مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ، فَكُلُّ تَسْبِيْحَةٍ
صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ ،
وَكُلُّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ ، وَنَهْيٌ
عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ ، وَيُجْزِىءُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا
مِنَ الضُّحَى )) [ رَوَاهُ مُسْلِمٌ: 1671 ] .
Diriwayatkan
dari Abu Dzar - radhiyallahu ‘anhu - dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam- sesungguhnya beliau
bersabda: “Pada setiap persendian salah seorang di antara kalian wajib
dikeluarkan shadaqahnya, maka setiap tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir, serta
menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran merupakan shadaqah, dan hal itu
semua tercukupi bila ia mengerjakan shalat Dhuha sebanyak dua rakaat.” (HR.
Muslim).
**
Waktu
shalat Dhuha yang paling utama adalah pada saat matahari meninggi dan panas
yang menyengat, dan akhir waktunya adalah pertengahan hari (pada saat matahari
berada tepat di atas kepala). Paling sedikit dikerjakan sebanyak dua rakaat,
dan tidak ada batas maksimalnya.