21. Melaksanakan shalat sunnah rawatib


عَنْ أُمِّ حَبِيْبَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا ، أَنَّهَا سَمِعَـتْ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: (( مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي للهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ الْفَرِيْضَةِ ، إِلاَّ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِيْ الْجَنَّةِ )) [ رَوَاهُ مُسْلِمٌ: 1696 ].

Diriwayatkan dari Umu Habibah - radhiyallahu ‘anha - bahwasanya ia mendengar Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: “Tidaklah seorang muslim melaksanakan shalat (sunnah) setiap hari sebanyak dua belas rakaat di samping shalat fardhu, melainkan Allah sediakan baginya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim).

** Sunnah-sunnah rawatib: Jumlahnya dua belas rakaat dalam satu hari satu malam, empat rakaat sebelum Zhuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah ‘Isya, dan dua rakaat sebelum Shubuh.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel