4. Berdoa ketika terbangun saat tidur
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (( مَنْ تَعَارَّ
مِن اللَّيْلِ فَقَالَ: لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، لَهُ
الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، اَلْحَمْدُ لله، وَسُبْحَانَ اللهِ ، وَالله أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ،
ثُمَّ قاَلَ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ، أَوْ دَعَا ، اُسْتُجِيْبَ لَهُ ، فَإِنْ
تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلاَتُهُ )) [ رَوَاهُ الْبُخَارِي: 1154].
Diriwayatkan
dari ‘Ubadah bin Shamit - radhiyallahu ‘anhu - dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam- beliau bersabda: “Barangsiapa mengigau pada suatu
malam dan terbangun dari tidurnya lalu membaca: “Laa ilaaha illallaahu
wahdahuu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu, wahuwa ‘alaa kulli syai-in
qadiir, al hamdulillaah, wa subhaanallaah, wallaahu akbar, walaa haula walaa
quwwata illaa billaah.” (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan
Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya, bagi-nya kekuasaan, bagi-Nya segala
pujian, Dia Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan, dan Dia Maha Berkuasa atas
segala sesuatu, segala puji hanya bagi Allah, dan Maha Suci Allah, dan Allah
Maha Besar, dan tiada daya serta upaya melainkan kepada Allah semata). Kemudian
mengucapkan: “Allaahummaghfir lii.” (Ya Allah, ampunilah aku), atau
berdoa, niscaya doanya dikabulkan, dan jika ia berwudhu lalu shalat, niscaya
shalatnya diterima.” (HR. Bukhari).